Senyum harian - Yadi Sembako menyaksikan betul perjuangan bayi laki-lakinya untuk hidup selama beberapa jam. Tapi sayangnya takdir berkata lain, sang bayi menghembuskan napas terakhir enam jam setelah dilahirkan.
Bayi yang merupakan anak kelima tiada, Yadi tak sanggup untuk memberitahu sang istri tercinta yang baru saja menjalani operasi sesar.
“Yang berat itu saya menyampaikan ke istri, dari ruang bayi ke istri, saya menyampaikan ke istri gimana ini, istri masih pulihkan habis operasi, itu yang paling berat buat saya. Saya bilang sama perawat, dokter bagaimana ini kasih tahu ke istri. Akhirnya, 'Mas Yadi, gimana kalau kami dulu yang sampaikan tapi say hello saja. Baru Mas Yadi yang sampain'. 'Baik dok, tapi anak saya dibawa ya dok. Biar saya gendong untuk terakhir kalinya'. Jadi perawat masuk ke ruangan saya sudah nggak tahan. Pas bilang anak kita sudah nggak ada, habis itu nangis, sama semua anak saya dari yang pertama sampai keempat ada semuanya. Keluarga juga nangis semua. Di situ perawat bilang kalau sudah berupaya maksimal. Saya pernah main sinetron, menyampaikan hal itu kepada lawan main, tapi ini yang terberat karena kenyataan,” ujar Yadi saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9).
Sebelum bayi lahi, Yadi dan istri sudah menyiapkan semua kebutuhan si kecil. Bahkan ada pula keluarga yang sudah memberikan hadiah untuk si kecil. Lantaran sangat antusias menyambut kelahiran anak kelima, baik Yadi maupun istri sama sekali tak rasakan firasat buruk.
“(Firasat) Saya pribadi nggak ada, tapi dari istri itu mempersiapkan anak pertama sampai keempat itu, dari tempat tidurnya, pakaiannya itu disiapin semuanya full, tapi ini (anak kelima) seadanya. Nanti kalau bayi mah gedenya banyak, masuk logikanya. Jadi ini buat sementara dulu, jadi nggak full. Jadi itu banyak saudara yang banyak nyumbang, jadi dibeli sama mereka semua,” paparnya.
Dua hari setelah kepergian sang buah hati, kondisi istri Yadi semakin membaik dan sudah bisa berjalan. Hanya saja kesedihan atas kepergian si kecil masih terus dirasakan Yadi dan keluarga.
“Alhamdulilah istri sudah agak membaik. Sudah bangun. Tapi masih sedih apalagi kalau ada saudara sama temen datang yang jenguk, nangis lagi. Jadi bebannya berat karena sembilan bulan ngandung eh, pas ngelahiran belum ketemu sudah jadi almarhum. Padahal semua anak-anak saya nginap di sana (rumah sakit) pengen lihat adiknya lahir tapi Allah berkehendak lain,” tutup Yadi. O gun/nov Artikel Asli