Dugaan perzinahan dokter dan bidan di Mojokerto semakin menguat setelah temuan sisa sperma di dalam organ vital sang bidan. Foto/Ilustrasi/SINDOnews. |
Senyum Harian - Skandal dokter dan bidan di RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto memasuki babak baru. Usai digerebek dan ditemukan dalam kamar di sebuah perumahan elite, dugaan terjadinya perzinahan semakin menguat. Hal itu merujuk temuan sisa sperma di dalam organ vital bidan yang berstatus istri polisi.
Sisa sperma itu menjadi bukti penyidik kepolisian guna menuntaskan kasus dugaan perzinahan ini. Adapun hasil visum atau SOAP sudah diterima penyidik unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satuan Reskrim Polres Kota Mojokerto.
Hasil visum tersebut bakal melengkapi sejumlah barang bukti yang sebelumnya diamankan penyidik kepolisian dalam kasus dugaan perzinahan oknum dokter berinisial ARP dengan bidan berinisial MAD.
"Hasil visum dan SOAP sudah keluar. Itu akan menjadi tambahan barang bukti sebelum kami melakukan gelar perkara untuk menentukan status tersangka dalam kasus ini," kata Kasat Reskrim Polresta Mojokerto, AKP Ade Warokka, Jumat kemarin.
Visum merupakan laporan tertulis untuk kepentingan peradilan atas permintaan yang berwenang yang dibuat oleh dokter, terhadap segala sesuatu yang dilihat dan ditemukan pada pemeriksaan barang bukti, berdasarkan sumpah pada waktu menerima jabatan, serta berdasarkan pengetahuannya yang sebaik-baiknya.
Visum biasanya dilakukan terhadap korban pemerkosaan, pencabulan serta penganiayaan. Utamanya bagi korban anak dibawah umur atau wanita yang masih perawan. Sementara SOAP dilakukan untuk wanita yang sudah menikah atau tidak perawan. Hal itu untuk mengetahui adanya sisa-sisa sperma dalam alat vital seorang wanita.
Dari hasil SOAP yang dilakukan dokter RSUD Wahidin Sudiro Husodo, ditemukan adanya sisa sperma dalam alat vital bidan MAD. Hal itu menguatkan indikasi adanya affair di antara keduanya. Ditambah dengan sejumlah barang bukti yang ditemukan petugas saat melakukan penggeledahan pada Selasa (2/10/2019) malam.
"Iya ada sisa (sperma). Sedangkan barang bukti yang kami amankan ada sprei, sarung bantal, rambut, kemudian sejumlah telepon seluler (ponsel) milik kedua terlapor. Untuk ponsel kami masih kami uji di laboratorium forensik Polda Jatim," jelas dia.
Hingga saat ini, kata Warokka, unsur pidana dalam kasus dugaan perzinahan ini sudah terpenuhi. Dalam waktu dekat, polisi bakal memanggil sejumlah saksi untuk kembali dimintai keterangan. Sebelum, pihaknya memutuskan untuk melakukan gelar perkara.
"Sampai saat ini sudah ada enam orang saksi, dan ada satu lagi saksi yang akan kami mintai keterangan. Ia sebagai saksi kunci. Kalau unsur pidananya sudah terpenuhi, sesuai dengan pasal 284 ayat 1 dan 2," kata dia.
Skandal perselingkuhan yang melibatkan pegawai di RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto terbongkar. Pasca digerebeknya seorang dokter berninisal ARP saat berduaan dengan oknum bidan berinisial MAD.
Penggerebekan pasangan selingkuh itu terjadi sekira pukul 08.00 WIB. Keduanya tertangkap basah saat berduaan di dalam kamar rumah di kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Mirisnya, keduanya digerebek oleh suami MAD, yang juga anggota polisi.
Belakangan terkuak ARP merupakan dokter spesialis ortopedi yang terikat status PNS. Sedangkan MAD merupakan pegawai tetap BLUD. Keduanya berdinas di RSUD Wahidin Sudiro Husodo milik Pemkot Mojokerto.
Tak hanya terancam hukuman pidana, ARP yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) itu berpotensi terkena sanksi disiplin pegawai. Itu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pada pasal 3 angka 6, disebutkan setiap PNS wajib menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS.
Ancaman sanksi juga menanti MAD. Terberat pegawai BLUD RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto itu terancam sanksi pemecatan. Hal itu tergantung dari hasil evaluasi kinerja MAD yang sudah tiga tahun ini diangkat menjadi pegawai tetap RSUD Wahidin Sudiro Husodo. Artikel Asli